Sebuah pagi di tempat aku biasa menghabiskan waktu2 tertentu, seperti biasa berkutat layaknya punya toko sendiri, buka toko, persiapan menerima pengunjung yang pasti datengnya. Customer demi customer datang dengan ke unikan mereka masing2, dan senyum ceria si baby sesaat sebelum suntikan merupakan moment terindah yang bakalan tak ditemukan kembali saat semua pernik suntikan sudah siap dan sang poor baby harus merebahkan diri tanpa bias meronta. Tangis memilukan pun berderai memenuhi seantero ruangan membahana keluar menyisakan rasa bersalah dan kasihan yang terus berulang, suara hiruk pikuk sang ortu dan diriku pun menambah keriuhan.
Saat aku lagi berbenah, masuklah seorang macho tinggi gede plus kaca mata hitam n jaket kulit, kayak preman di pilem2 or sinetron. Sejurus kemudian ada suara lagu anak2 yang meriah banget, dengan keheranan kucoba mencari sumber suara. Si “preman” pun sibuk mengambil sesuatu dr kantong jaket yang ternyata adalah cell phone,oh itu to biangnya ternyata ring tone si “preman”..wehhh aku sampe ngikik2 sendiri di batin sambil nahan ketawa yang hamper meledak…hehhhh..ternyata “preman look” pun juga tetap seorang ayah, yang bisa mengganti lagu favoritnya yang mungkin saja linking park or shah rukh khan, demi mengambil dan nyenengin hati sang buah hati. Subhanalloh, suara sang buah hati emang bisa mengikis hati yang keras bagai batu pun.
Memaknai sebuah kata cinta memang bisa berbeda caranya, bisa dengan mengorbankan sesuatu yang sangat tidak mengenakkan demi mendapatkan hikmah dibaliknya, seperti yang dilakukan ortu ke anaknya. Walo harus mendapatkan suntikan dan teriakan gak tega,toh tetep dateng sesuai jadwal untuk mendapatkan vaccine, karena dengan proteksi dini diharapkan sang anak bisa kebal dengan penyakit tertentu. Atopun mengorbankan kebutuhan diri sendiri demi orang yang kita kasih, seperti yang dilakukan oleh sang “Preman”..
itulah rahasia alam yang hanya dengan menjalaninya dan mencermatinya untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di sekeliling kita.
